Wednesday, June 6, 2012

Bebas atas hidup kita sendiri


“Saya telah membebaskan diri dari penilaian orang lain ataupun menggantungkan hidupku atas penerimaan orang lain terhadapku”
Kalimat di atas mudah untuk di ucapkan tapi memerlukan banyak masalah terlebih dahulu untuk diselesaikan dan barulah bisa memahami maknanya. Ya, sebagai mahasiswi yang notabene mengambil jurusan bahasa dan seni khususnya bahasa inggris, saya tahu benar bahwa di dalam sebuah kalimat mengandung berbagai makna tergantung dari persepsi atau cara pandang setiap orang yang tidaklah sama satu dengan yang lainnya.
Saya belajar mengkaji kalimat tersebut dengan sudut pandang saya, toh setiap opini itu bebas dan tidaklah salah, permasalahannya hanya pada cara penyampaiannya saja yang sering menjadi pro kontra di sekitar kita. Respect, merupakan hal yang sangat penting bagi kita untuk di tanamkan dalam setiap pemikiran dan tindakan, kenapa? Alasannya sangat sederhana, “respect them and they will do the same” , yang artinya hargailah atau hormatilah mereka maka mereka akan melakukan hal yang sama terhadap anda, jika kita menginginkan orang lain untuk menghargai apa yang kita lakukan atau sampaikan maka kita juga harus menghargai mereka, perlu digaris bawahi harus sesuai dengan porsinya. Artinya, setiap orang berhak berpendapat, menyampaikan opini dan memiliki ideologi yang mungkin kurang selaras dengan pemikiran kita, bahkan bisa jadi bertolak belakang dengan ideologi kita. Namun, setiap orang sejatinya memiliki hak mutlak terhadap hidupnya dan tak seorangpun boleh mengatur hidup seseorang atau masuk kedalam hidup seseorang sebelum mendapat persetujuan dari orang itu sendiri dalam keadaan sadar dan menerima. Contohnya kita bisa lihat dari keluarga, saya mengijinkan orangtua saya dan saudara-saudara saya untuk masuk kedalam hidup saya dan ikut menyelaraskan hidup saya sesuai porsinya, artinya saya menghargai keberadaan mereka dan menerima dengan sadar apapun opini mereka terhadap hidup saya baik yang pro maupun kontra tapi kembali lagi saya katakan bahwa hidup seseorang itu di putuskan atau ditentukan oleh orang itu sendiri dengan atau tanpa pengaruh orang lain, dia lah satu satunya yang berhak mengambil keputusan atas hidupnya sendiri  karena di setiap keputusan atau pilihan selalu mengandung resiko, dan hal itu pula lah yang saya terapkan dalam hidup saya, sejauh apapun keluarga saya mengambil perannya terhadap penyampaian opini mereka pada akhirnya saya lah orang yang dengan mutlak berhak mengambil keputusan atas hidup saya, karena apapun keputusan saya maka saya juga harus sudah siap akan resiko positif dan lebih siap lagi atas resiko negatifnya sehingga saya tidak perlu merasa bersalah atau menyesal karena membiarkan orang lain mengatur hidup saya. Dalam hal ini, tidak hanya pada lingkungan keluarga, tapi juga ketika saya sedang bersama teman-teman saya, rekan kerja maupun pacar, yang sangat mengerti watak saya, yang menurut mereka semaunya sendiri. Sejenak saya tersenyum sendiri, mungkin maksud mereka adalah saya tipikal orang yang kurang begitu “percaya” terhadap orang lain yang ingin “memberi saran” atas masalah-masalah yang saya hadapi ketika beberapa kali pernah saya curhatkan pada mereka, itu karena beberapa step yang sudah saya lewati bersama mereka sangatlah mengecewakan, mereka kurang begitu mengerti “peran” mereka dalam hidup saya, mereka dengan tegas ingin ikut masuk dalam hidup saya dan ikut meng-handle apapun yang saya alami dalam kondisi suka maupun duka. Ya, tidak masalah bagi saya, karena itu tandanya mereka peduli atas hidup saya, namun mereka mengambil porsi yang berlebihan bahkan cenderung mengatur hidup saya seakan mereka tahu siapa saya sepenuhnya dan mengelirukan pendapat saya. Saya sudah pernah mendiskusikannya dan mereka minta maaf kemudian semua berjalan normal lagi, tapi tak berlangsung lama karena pada akhirnya mereka melakukannya “Lagi”. I’d  give them the second change but they didn’t take their part well . Akhirnya saya menyimpulkan bahwa saya membebaskan diri saya atas penilaian orang lain terhadap saya ataupun menggantungkan hidup saya atas penerimaan orang lain terhadap saya, karena saya tahu apa yang sedang saya jalani dan saya siap atas resikonya. Bukan bermaksud saya benar-benar tidak peduli terhadap apapun yang mereka katakan untuk kebaikan hidup saya, saya masih menghormati atas opini mereka, dan dengan sadar tahu kadar sejauh apa mereka boleh ikut serta dalam hidup saya karena mereka adalah bagian hidup saya, namun dalam singkat kata “saya hanya ingin bebas” terhadap hidup saya dan tidak tergantung terhadap penerimaan orang lain terhadap saya bagaimanapun keadaan saya, saya ingin diterima sebagai saya yang seperti ini dan hidup seperti ini, kalaupun saya ingin mengubah hidup saya, itu semata-mata karena saya sendiri yang ingin berubah bukan karena mereka. 


No comments:

Post a Comment