Tuesday, June 12, 2012

cerita tanpa judul

Hari itu hujan gerimis di kampus, perlahan udara terasa dingin dan tercium bau tanah gersang yang basah oleh air hujan. Cuaca seperti ini benar-benar tidak mendukung adanya perkuliahan apalagi di jam-jam sore seperti ini, di tambah hari itu cuma ada satu mata kuliah.
“Hidup itu gak adil ya?” sms terakhir yang ku baca darinya, entah apa yang terjadi pada dirinya aku pun tak menanyakannya, hanya saja aku merasakan hal yang sama dan ku jawab “ya, memang”. Sebenarnya aku ingin tahu apa yang di maksud olehnya, tapi aku urungkan niatku dan perlahan memasukkan hape ke dalam tas.
“Ayo ambil kaset CD di rental depan!” kata Tika yang membuyarkan lamunanku.
“Oke” ku jawab singkat
Kami pun menuruni tangga hingga lantai satu dan berjalan menuju rental, Tika yang sejak tadi bicara tentang mata kuliah yang cuma ku jawab seenggannya saja terlihat kehausan dan pergi membeli minuman. Aku duduk di depan rental sambil menunggu balasan sms darinya perlahan melamun dan tak tahu lagi, mungkin cuaca mendung sama galau nya dengan suasana hatiku. (tsah, apa ini? anggap aku tidak pernah menulisnya)
Perlahan aku berpikir tentang sms nya, “hidup tidak adil” !!! kenapa dia bisa mengatakan hal itu, dia orang terbodoh yang pernah aku temui yang bercita-cita melanjutkan kuliah S2 di UGM padahal otaknya gak pintar-pintar amat, dia yang bahkan tidak pernah merasakan bagaimana susahnya kerja paruh waktu dan bagaimana sulitnya begadang tiap malam hanya untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dengan mata yang sangat ngantuk bisa berkata hidup itu tidak adil. Teringat suara ibunya ketika dia sedang menelfonku membuatku ingin tertawa tentang tingkah lucunya bingung memilih bros mana yang cocok untuk acara seminar. Dan dia pun dengan entengnya menjawab “ah sama aja buk,udahlah”. Dia orang yang frontal, apapun yang di katakannya selalu sesuai dengan apa yang dirasakannya tanpa peduli penilaian orang lain terhadap dirinya, dia yang hanya ingin hidup sederhana (katanya), padahal tiap hari gak pernah makan di rumah. Eh bentar, kok jadi ngebahas si bego yak? Udahlah terusin aja, eh maksudku hentikan sekarang juga. (kepikiran *ambil hape sms dia* *setelah sms baru tersadar “ngapain juga sms dia?” #hedehh)
Intinya adil atau tidaknya hidup itu tergantung bagaimana cara kita memandang suatu permasalahan dan sejauh mana rasa syukur kita terhadap hidup kita. Ya Allah, ampunilah hambamu yang sering kufur atas nikmatmu. Terkadang hidup itu bukan menunggu berhentinya hujan tapi belajar menikmati badai.
*jadi males ngelanjutin cerita, sms an aja sama dia*


No comments:

Post a Comment