Monday, August 27, 2012

That's a Real Smile or Fake?

            Smile :)

If someone is smiling, it means they are happy, right? Well, not always!

As human being, we put smile in our faces isn’t only for saying “We are Happy”. Somehow, there’s other reason that can’t be said, then we need to smile which make us “appear” happy. Sometimes, people smile just because they want to be polite and don’t want to explain anything- whether or not. Isn’t it kinda “fake”? Should we being a nice pretender?

Thursday, August 23, 2012

Sebuah cerita di sudut kota bernama Jogja














Ada sebuah cerita kecil yang kita torehkan sebagai bagian dari masa lalu. Di sebuah sudut kota yang bernama Jogja. Ada cerita antara aku dan kamu. Yang dahulu menjadi kita. Bersama. Menyusuri trotoar pinggir jalan bergandengan tangan di bawah senja yang jingga. Aku bersyukur menikmati senja yang jingga bersamamu. Bersenda gurau, saling melempar senyum, menghabiskan waktu untuk berbicara tentang topik yang tak terencana sebelumnya. Tapi kita menikmatinya. Ah senangnya!

Di sebuah sudut kota bernama Jogja. Ada rindu yang saling berpaut. Kita bertemu. Membayar semua hariku tanpamu. Kita terus berjalan menyusuri jalan hingga raga kita berhenti ditempat yang tak terencana pula. Semua mengalir apa adanya. Tiada kepura-puraan, jujur, dan hangat. Ada euphoria yang meletup-letup di dalam dada. Ada malu yang tersembunyi dibalik senyuman. Ada bahagia yang terlukis di dalam tawa. Semua melengkapi komunikasi dua arah sore itu.

Di sebuah sudut kota bernama Jogja. Ada pelukan hangat yang tak terlupakan. Ada rasa yang memaksa untuk menjeda waktu, menghentikan kebisingan jalan, meluruhkan rindu yang menggebu. Pelukan yang berasal dari kamu. Menjadi pelabuhan rindu, tempat sandaran lelahku, dan mendengar berisik keluhku. Ada janji untuk bersama setelah hari itu. Ada kenangan yang dibungkus haru tersimpan di dalam kalbu. Sudut itu menjadi saksinya. Aku dan Kamu, begitulah hari itu, di sudut kota bernama Jogja.

Friday, August 10, 2012

Unspoken Words

Whoa.. It’s me again, here I go. It’s typically in the middle of night with silence. Yeah, I made a different thing today, I just started to stop listening a break melody in my list mp3. So, I would like to say “Thank You” for you, time! I was, once, oh no let me repair it, I mean I ever didn’t believe in you, time... But now, I realize it that you done your job as well as usual. I was addicted of “him”, sorry but it still about him. Our conversations, the way he talked and shared his knowledge to me, the way he told everything. He was a smart one, I thought. Don’t worry, although I talk about him doesn’t mean I have the same ‘thing’ which has make me really in addiction. I stop the addiction by time!!! What a great statement. It’s kind a surprising of how it doesn’t feels same. I can be tough, even I’m not a strong one but I did and I could!!! Breakups aren't always meant for make up, sometimes, they're meant for wake up. And I wake up now, I realize that I’m deserve to be happy with or without him. I do really appreciate what you have done, time. I don’t know how to say, it makes me better than before. Thank you, time. Now, I will declare that time heals isn’t bullshit anymore and truly meant it :’)

Wednesday, August 8, 2012

Gadisku, Gladys

“Nih, bab I udah aku selesaiin semalem” aku datang menghampiri seorang gadis yang duduk di depan kelas sambil menyodorkan flashdisk kearahnya.
“Um.. oh, oke deh” jawabnya pelan sambil menunggingkan senyum diwajah, seketika kedatanganku telah membuyarkan lamunannya dan membawanya kembali kedunia ini.
“Sumpah ya, tugas banyak banget semester ini. Yang satu belum selesai udah nyusul aja tuh temen-temennya ngantri buat dijamah. Tau gini, dulu gua cuti aja kali ya semester ini, dan nyari kesibukan lain sapa tau dapet duit dan itung-itung nyari suasana baru...bosen gue tiap hari mantengin laptop buat nyusun makalah, dan...” Aku menghentikan ocehanku, kemudian menengok kearahnya yang sedari tadi mantengin layar handphone.
“Lo nunggu telfon?”  tanyaku padanya. Dia kembali menengok kearahku  dan masih diiringi senyum ala kadarnya menjawab “Ah...nggak, cuman nunggu sms aja”, “Oh ya, ntar tugas ini cuma sampai bab III kan?” tanyanya seakan mengalihkan perhatian.