Selamat
pagi, sayang..
Sebenarnya
aku cukup kikuk menuliskan surat ini. Sudah cukup lama aku tidak menuliskan
surat untukmu. Tapi baiklah, kali ini kucoba untuk lebih bersungguh-sungguh
menulisnya.
Aku
yakin kamu sedang tersenyum geli membaca tulisan ini. Ah, bagaimana ya menulis
surat cinta? Aku lupa. Dulu memang sering kita berbalas tulisan-tulisan manis
melalui surat elektrik.
Sayang,
mencintaimu itu mudah.
Aku
tidak perlu kursus atau membaca buku panduan terlebih dahulu untuk
melakukannya.
Aku
mencintaimu utuh. Aku menerima kekurangan dan kelebihanmu. Terdengar klasik ya?
Oh, baiklah. Begini saja, aku mencintai keseluruhanmu sampai aku ingin terus
hidup didekatmu dan menua bersama.
Semenjak
hari dimana kau lingkarkan sebuah cincin di jari manisku dan kau yang dengan
keringat dingin akhirnya berhasil mengucapkan ijab kabul tanpa pengulangan, aku
yakin bahwa aku bisa mencintaimu utuh. Menerimamu dalam keadaan bagaimanapun
juga.