Thursday, August 15, 2013

Surat untuk Suamiku

Jogjakarta, 11 Desember 2012

Selamat pagi, sayang..
Sebenarnya aku cukup kikuk menuliskan surat ini. Sudah cukup lama aku tidak menuliskan surat untukmu. Tapi baiklah, kali ini kucoba untuk lebih bersungguh-sungguh menulisnya.
Aku yakin kamu sedang tersenyum geli membaca tulisan ini. Ah, bagaimana ya menulis surat cinta? Aku lupa. Dulu memang sering kita berbalas tulisan-tulisan manis melalui surat elektrik.
Sayang, mencintaimu itu mudah.
Aku tidak perlu kursus atau membaca buku panduan terlebih dahulu untuk melakukannya.
Aku mencintaimu utuh. Aku menerima kekurangan dan kelebihanmu. Terdengar klasik ya? Oh, baiklah. Begini saja, aku mencintai keseluruhanmu sampai aku ingin terus hidup didekatmu dan menua bersama.
Semenjak hari dimana kau lingkarkan sebuah cincin di jari manisku dan kau yang dengan keringat dingin akhirnya berhasil mengucapkan ijab kabul tanpa pengulangan, aku yakin bahwa aku bisa mencintaimu utuh. Menerimamu dalam keadaan bagaimanapun juga.