Saturday, December 29, 2012

A Letter written by BJ. Habibie


Tak dapat aku pungkiri, sisi melodramatik ku selalu muncul disetiap hujan turun. Aku memang pecandu hujan dan penikmat senja. Dan di hujan kesekian ini, aku tenggelam dalam imajiku dan teringat akan salah satu surat manis yang sempat ku baca beberapa hari yang lalu. Surat tersebut ditulis oleh Bapak B.J Habibie yang diperuntukkan kepada almarhum istrinya Ibu Ainun. Aku benar menyukainya, bahkan aku meneteskan airmata di deretan kata yang tertulis didalamnya. Sederhana, namun rangkaian kata beliau menyentuh relung hatiku. Perjalanan cinta mereka adalah sejarah. Aku sengaja memposting surat tersebut di halaman blogku. :”) 


Sebenarnya ini bukan tentang kematian, bukan itu, karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada. Aku bukan hendak mengeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu, sayang. Namun tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih terbaik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan, Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya.
Kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku.
Selamat jalan, calon bidadari surgaku.

-BJ. Habibie-

1 comment:

  1. itu bener ditulis habibie ya mbak? soale pernah denger klo itu ditulis orang lain sebagai bentuk empati pada pak habibie

    ReplyDelete