Thursday, August 15, 2013

Surat untuk Suamiku

Jogjakarta, 11 Desember 2012

Selamat pagi, sayang..
Sebenarnya aku cukup kikuk menuliskan surat ini. Sudah cukup lama aku tidak menuliskan surat untukmu. Tapi baiklah, kali ini kucoba untuk lebih bersungguh-sungguh menulisnya.
Aku yakin kamu sedang tersenyum geli membaca tulisan ini. Ah, bagaimana ya menulis surat cinta? Aku lupa. Dulu memang sering kita berbalas tulisan-tulisan manis melalui surat elektrik.
Sayang, mencintaimu itu mudah.
Aku tidak perlu kursus atau membaca buku panduan terlebih dahulu untuk melakukannya.
Aku mencintaimu utuh. Aku menerima kekurangan dan kelebihanmu. Terdengar klasik ya? Oh, baiklah. Begini saja, aku mencintai keseluruhanmu sampai aku ingin terus hidup didekatmu dan menua bersama.
Semenjak hari dimana kau lingkarkan sebuah cincin di jari manisku dan kau yang dengan keringat dingin akhirnya berhasil mengucapkan ijab kabul tanpa pengulangan, aku yakin bahwa aku bisa mencintaimu utuh. Menerimamu dalam keadaan bagaimanapun juga.
Sayang, sengaja aku letakkan surat ini disamping teh hangatmu agar kau dalam keadaan hangat ketika membacanya. Aku sengaja tidak membangunkanmu, karena kulihat kamu pulang pagi lagi, pastinya kau kelelahan. Oh iya, jangan keseringan minum kopi ya. Jaga kesehatanmu.
Suamiku, apa hari ini kau pulang larut lagi? Tiga hari kau tinggal di luar kota dan beberapa hari terakhir pulang pagi membuat kami merindukanmu.
Kemarin lusa Najwa demam, badannya panas sekali dan rewel. Aku terpaksa tidak membawanya ke dokter karena sudah terlalu larut. Aku memberinya paracetamol, dan alhamdulillah dia bisa tidur pulas. Paginya langsung kubawa ke dokter dengan disogok ayam krispy setelah sembuh tentunya. Sayang, anakmu ini takut dibawa ke dokter.
Kami percaya bahwa semua usahamu itu semata-mata hanya untuk membahagiakan kami. Tak perlulah kau memeras semua keringat dan ototmu berlebihan untuk beberapa hadiah kemewahan. Bukannya tidak butuh, hanya saja bukankah lebih indah jika kita memperjuangkannya bersama? Aku akan sesegera mungkin mencari pekerjaan sampingan yang tidak akan mengganggu peran utamaku sebagai istri. Segera dan semoga :)
Suamiku, bisa tidak kalau pulangnya jangan terlalu larut malam nanti? Soalnya Najwa biasanya tidur jam 8 malam dan dia sangat merindumu, pun demikian diriku. Nanti pulang lebih awal ya. Aku siapkan rendang faforitmu untuk makan malam bersama nanti.
Sayang, jangan lupa sarapannya dihabiskan. Dasi, kemeja, dan jasmu sudah aku siapkan ditempat biasa. Hati-hati kalau menyetir di jalan. Jangan lupa bismillah.
Aku sayang kamu,
Selamat hari pernikahan ya..


Tertanda,
Istrimu yang hari ini mengantarkan Najwa daftar sekolah TK. Dia sangat antusias karena sepatunya hari ini baru, hadiah darimu minggu lalu.

 

No comments:

Post a Comment