Monday, January 27, 2014

Akan ada hari dimana kamu...

 
Akan ada hari dimana kamu,
bercerita tentang pekerjaan yang membuatmu pulang larut,
dan hatiku membatin:
"Oh ternyata kamu, orang yang selama ini aku minta pada Tuhanku".
:')

Akan ada hari dimana kamu,
sibuk meyakinkanku bahwa walpaper bermotif untuk dinding itu,
tidak selamanya bagus.
namun tetap dengan tidak menggunakan kalimat kasar.
:')

Akan ada hari dimana kamu,
lebih memilih mengagendakan akhir pekan ke kebun binatang,
mengenalkan deretan nama binatang kepada si jagoan kecil,
secara langsung, tidak melalui gambar.
:')

Sunday, November 3, 2013

Nandini

Nandini,
Senjaku tak ubahnya repetisi kehilangan, kehilangan yang cukup dalam.
Kerinduan dengan binalnya mengoyak hati tanpa ampun, menjadikannya hancur lebur.
Masih terekam jelas di memori otak bagaimana aku yang penuh gempita menanti kehadiranmu.
Sewaktu kau masih sebesar biji salak, aku tak putus melafalkan do’a meminta Tuhan menjagamu dalam rahimku.
Jemariku acap kali membelai lembut dirimu meski dari kulit luar tubuhku. Apa kau menerima jutaan sinyal kasih dan sayang di dalam sana? Apa kau merasakan degup jantungku yang riuh mengajakmu bicara? Apa kau merasakan hangat dan nyaman teramat sangat?
Aku merasakanmu, hidup.
Seringkali aku berpikir bahwa nafas yang kuhembuskan mungkin setengahnya adalah nafasmu.

Thursday, August 15, 2013

Surat untuk Suamiku

Jogjakarta, 11 Desember 2012

Selamat pagi, sayang..
Sebenarnya aku cukup kikuk menuliskan surat ini. Sudah cukup lama aku tidak menuliskan surat untukmu. Tapi baiklah, kali ini kucoba untuk lebih bersungguh-sungguh menulisnya.
Aku yakin kamu sedang tersenyum geli membaca tulisan ini. Ah, bagaimana ya menulis surat cinta? Aku lupa. Dulu memang sering kita berbalas tulisan-tulisan manis melalui surat elektrik.
Sayang, mencintaimu itu mudah.
Aku tidak perlu kursus atau membaca buku panduan terlebih dahulu untuk melakukannya.
Aku mencintaimu utuh. Aku menerima kekurangan dan kelebihanmu. Terdengar klasik ya? Oh, baiklah. Begini saja, aku mencintai keseluruhanmu sampai aku ingin terus hidup didekatmu dan menua bersama.
Semenjak hari dimana kau lingkarkan sebuah cincin di jari manisku dan kau yang dengan keringat dingin akhirnya berhasil mengucapkan ijab kabul tanpa pengulangan, aku yakin bahwa aku bisa mencintaimu utuh. Menerimamu dalam keadaan bagaimanapun juga.

Sunday, May 5, 2013

Melewatkanmu


             












               Awan sedang cemberut, parasnya terlihat suram dan berkabung. Terlihat kumulus yang enggan pergi di sana. Benar saja, tak lama kemudian kurang lebih 600 liter air laut ditumpahkan dari sana pula. Terik panas matahari tadi siang telah di bayar lunas oleh hujan sore ini. Aku menengok ke jam tangan sesekali, berteduh di halte bus sembari menengadahkan tangan ke rintik hujan yang semakin deras.
“Harusnya jam segini bus sudah lewat untuk menjemputku” batinku disertai gundah karena sendirian menunggu bus di bawah air hujan. Blazer yang kukenakan mulai basah karena cipratan air hujan. Deras hujan semakin menakutkan, apalagi sesekali halilintar muncul bersaut-sautan di atas halte bus. Hectic hujan mulai terendus, tanah gersang yang disapa hantaman hujan perlahan mengeluarkan aroma petrichornya. Kemudian smartphone-ku berbunyi.
Beep beep
Sender: Nugie
                          08819117631
  Dhir, kamu pulang duluan? Masih di halte bus kan? Gue samperin ya. Tunggu  bentar.
Sesegera mungkin aku balas pesan singkatnya.
Damn! “Your message is failed”.
                        “I’m at a payphone trying to call home
 All of my change,...”
Tak lama kemudian, smartphone-ku berbunyi lagi. Lantunan Payphone Maroon5 mengagetkanku.
Nugie is calling you...
“Halloo...”
“Gie, Iya! Jemput gue. Sekarang ya! Gue takut sendirian di sini, cepetan ya!” suara Nugie langsung ku potong dengan suara diktatorku yang tergesa-gesa kemudian tanpa basa-basi ku tutup telfonnya.

Tuesday, January 1, 2013

A Random Posting












Hi, everyone..
I’m starting to write this little bit funny posting in the last year. Whoa..I’m actually in a good mood. Yeay! :D So, this gonna be so exciting for everyone in the world because it’s new year. Lots people try to push themselves in such a good way and spend their time with lovely person around. It’s typically at 02:14 a.m and I just want to flashback what I’ve done during 2012.
There’s so maaaaaaanyyyyyyy things happened in my life, and It will takes much times to talk one by one here. Let me to say Alhamdulillah, a huge thanks for my God Almighty Allah SWT that give me so many experiences in 2012, I do really thankfullness for every step which makes me mature in my life, for my great fams, my weird-cheers-friendly friends around me haha, my ungovern-mood-booster guy who still knows me so well hehe. Wait, he’s not my boyfriend. He’s my ex-boyfriend. Wanna laugh over about it? LOL I don’t even really care, dude. :D

Saturday, December 29, 2012

A Letter written by BJ. Habibie


Tak dapat aku pungkiri, sisi melodramatik ku selalu muncul disetiap hujan turun. Aku memang pecandu hujan dan penikmat senja. Dan di hujan kesekian ini, aku tenggelam dalam imajiku dan teringat akan salah satu surat manis yang sempat ku baca beberapa hari yang lalu. Surat tersebut ditulis oleh Bapak B.J Habibie yang diperuntukkan kepada almarhum istrinya Ibu Ainun. Aku benar menyukainya, bahkan aku meneteskan airmata di deretan kata yang tertulis didalamnya. Sederhana, namun rangkaian kata beliau menyentuh relung hatiku. Perjalanan cinta mereka adalah sejarah. Aku sengaja memposting surat tersebut di halaman blogku. :”) 


Sebenarnya ini bukan tentang kematian, bukan itu, karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti.
Dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu. Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati. Hatiku seperti melompong, hilang isi.